Saturday, April 3, 2010

Common

Hai kamu,

Jujur, ada rasa lazim di dada ketika pertama kali berjumpa.
wajar, beberapa orang menyebutnya rival.
Pun yang kurasakan saat pertama kali, kedua kali, hingga kemarin.

Aneh, sebenarnya.
Berjabatan tangan sambil bertukar senyum seraya berkata, "Apa kabar" sebagai kalimat lanjutan.
Ada rasa familiar dari tatapan itu.
Kosong, tak ada, hampa.
Kau gunakan topeng senyum untuk menutupi semuanya.
tampil tegar mengenakan kulit harimau untuk menutupi kerapuhan yang ada.

Aku sudah menemukanmu, dan membacanya.
Bagus, aku suka.
aku tahu rasanya.
Memeluk kekosongan, duduk di pojok mendekap kaki erat-erat
rela dan pasrah direngkuh diam.
tak kuasa untuk bertarung lagi.
memendam emosi semata,
dikeluarkan juga hasilnya nol, tetap akan hampa.

Aku tahu rasanya,
minum secangkit racun pahit hingga habis tak tersisa.
Catatan kecil merangkum semuanya,
sekadar pengingat rasa.
seruput pelan-pelan, tersenyum dalam niscaya.

Aku tak bisa menawarkan apa-apa.
Gejolak awal tetap ada.
Tapi asal kamu tahu saja,
kamu tak sendirian.

No comments:

Post a Comment