Bagai ranting yang hanyut mengikuti arus sungai,
Seperti daun yang terbang diterpa angin.
Mereka pergi mengikuti kekuatan yang lebih hebat,
tak kuasa untuk bertahan pada pegangannya sendiri.
kadang arusnya kencang, tak jarang hembusannya menjadi-jadi...
Namun sesekali tenang, hingga ranting dan daun bisa menari-nari.
Berdiri di puncak bukit,
menutup mata dan dibelai oleh semilir angin yang lembut.
Buka mata dan lihat ke bawah, terlihat arus sungai yang tenang nan damai.
Berdiri di sini,
daun menggoda; ia berputar, bergoyang dengan angin,
Ranting merayu; ia bergerak kian kemari, dansa dengan air.
Tangan mengepal, mencoba untuk tak menggubris mereka.
Tapi, siapa yang bisa menolak?
Err, maaf... diralat...
Siapa yang berani menolak?
Dansa mereka makin bergairah seiring simfoni alam yang merdu,
Tak ada yang mampu berpaling, tak ada.
Kekuatan magisnya berhasil memalingkan jagad raya
Baiklah. Di atas bukit, seorang diri, tak akan membawa ke mana-mana.
Tutup mata, merasakan hembusan sepoi untuk terakhir kali dan tersenyum.
Sampai jumpa, Angin.
Kini saatnya saya terjun. Lompat!
Tak tahu apa yang ada di bawah sana.
Tak terlihat apakah sungai tersebut dangkal atau dalam.
Saya terjun. Tak peduli.
Yang terbayang, hanya berenang bersama ranting.
menari dengan ikan warna-warni.
Indah. Semoga.
No comments:
Post a Comment