Sunday, February 17, 2013

Happy Anniversary: Aceh - Weh - Sabang

Jujur, ini termasuk perjalanan yang kami tunggu-tunggu. Namanya juga ulang tahun pernikahan yang pertama, jadi ingin dibuat spesial. Kami sudah beli tiket pesawat Lion Air dari jauh hari, sekitar bulan Mei untuk perjalanan dari 13 November (anniversary kami) hingga 17 November 2012. Waktu itu dapat sekitar Rp1.740.000/orang. Total perjalanan 5 hari 4 malam. Kami pikir waktu yang cukup untuk bersenang-senang. pertama-tama, saya melakukan survei kecil-kecilan via internet dan bertanya ke beberapa teman yang memang sudah pernah ke Aceh dan Pulau Weh, Sabang. Akhirnya kami putuskan untuk 2 hari di Iboih, Sabang dan 2 hari di Sumur Tiga. Kalau dilihat di peta, Iboih lebih banyak titik untuk menyelam, karena ini salah satu tujuan saya untuk mengisi log book diving yang masih fresh from the oven :) Yuk, mulai perjalanan!


Saya jadikan peta yang saya temukan di virtualtourist sebagai panduan. Di sini bisa dilihat kalau Iboih dan Sumur Tiga cukup jauh. Jadi saya pilih 2 malam di Iboih lalu 2 malam di Sumur Tiga, karena lebih dekat dengan pelabuhan Sabang dan dekat dengan kotanya. Dan dua area ini termasuk yang paling banyak dikunjungi. Setelah survei, saya pilih untuk menginap di Iboih Inn dan di Freddy's

Mesti bawa: Senter kecil, sunblock, obat pengusir nyamuk, sendal yang nyaman, syal (yang bisa dijadikan penutup kepala atau kerudung saat di Banda Aceh), baju lengan panjang, celana panjang (lagi-lagi untuk di Banda Aceh).



13 November 2012
Happy anniversary, us! :) Hari ini kami naik pesawat pukul 8.45 pagi dan tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda pada pukul 11.35 siang. Total perjalanan sekitar 2 jam 51 menit. Karena Lion Air sudah tidak kasih snack di atas pesawat, jadi lebih baik sarapan saja dulu. Sampai di bandara, kami makan siang dan naik taksi menuju pelabuhan Ule Lheue. Kebanyakan taksi di sini tidak pakai argo, tidak ada petunjuk taksi (hanya plat nomor kuning saja). Untuk ke pelabuhan, saya bayar Rp100.000 menggunakan mobil Timor dengan supir yang ramah. Saran saya minta nomor teleponnya si supir, jadi ketika dari Sabang, bisa langsung telepon dia saja. Perjalanan ke pelabuhan sih melewati kota Banda Aceh; lewat Museum Tsunami dan Pemakaman Massal waktu Tsunami dulu. 


Sampai di Ule Lheue, kami beli tiket  kapal Bahari menuju Balohan, Sabang. Satu yang harus dan harus dilakukan adalah: BELILAH TIKET PULANG-PERGI! Saya tidak tahu mengenai hal ini, sehingga ketika pulang dari Sabang ke Aceh, kapal sudah di-booking rombongan yang berimbas ketinggalan pesawat dan mesti tambah untuk mundurin tiket pesawat. Gah! Tiket Bahari saya beli yang eksekutif, seharga Rp65.000 per orang, sekali jalan. Nyaman dan AC pun. Perjalanan 45 menit juga tidak terlalu terasa. Sampailah kami di Balohan, Sabang! Nah, di sini ada banyak yang menawarkan jasa mobil (kijang/panther). Jadi begitu turun dari kapal, pasti ada yang menghampiri: Balohan – Kota Rp.20.000, Sumur 3 Rp.30.000, Iboih/Gapang Rp.50.000/0rang. Saya bayar Rp100.000 untuk berdua dan perjalanan menuju Iboih juga seru, sekitar 45 menit penuh pemandangan asyik, dan kami tiba pas banget sekitar 6 sore. Jadi memang satu hari ini untuk perjalanan aja ya rasa-rasanya. Nah, saran saya kalau memang menginap di Iboih Inn, hubungi sama Mbak Liza, nanti ada pegawainya yang datang untuk antar ke penginapan menggunakan speed boat. Waktu itu saya telepon  tidak diangkat, jadi saya dan suami sok tahu aja jalan ke sana (dalam hati, seberapa jauh, sih?) Dan ternyata jalanannya gelap gulita, saudara-saudara! Ketemu Mbak Liza (ditanyain dulu akte nikah). Ngok! kayaknya SOP. Kami ke kamar lalu makan malam di sini. Enak! Tapi pastiin untuk pesan dulu karena masaknya lumayan lama. Restonya menghadap laut. Cihuy lah!

   











14 November 2012
Setelah sarapan pukul 8 pagi (inclusive dari biaya kamar), kami ke Rubiah Diver. Ada beberapa dive operator lain, seperti LumbaLumba, 1-2 Dive, Steffen Sea Sports di Gapang. Tapi saya ke Rubiah karena dekat sama penginapan, cukup jalan kaki. Setelah isi form dan ngobrol-ngobrol dengan yang mengurus, saya pilih diving 3 kali. Di antara puluhan bule hari itu, ada 2 perempuan yang asal Indonesia, jadi kelompok diving saya bareng mereka. Dive master saya namanya Miswan (dengan fin kiri tulisannya MISS dan fin kanan ONE). Kami berangkat pukul 9.30 pagi. Karena suami saya tidak diving, dia memilih kembali ke penginalan untuk snorkeling di sana :)

Spot pertama adalah: The Canyon. Letaknya di paling ujung Pulau Weh. Ombaknya menggila hari itu, bahkan kemarin tidak bisa diving karena arusnya terlalu kuat. Ngok, untuk pemula seperti saya, ini bikin deg-degan setengah mati. Tapi ya, namanya diving  tidak boleh panik, tapi saya wanti-wanti Miswan untuk nanti tidak usah terlalu jauh dari saya. Begitu turun juga sempat kacau buoyancy-nya. Naiiiik, terus gak mau turun-turun. Hahha, tapi setelah terbiasa, saya baru bisa melihat keindahan bawah lautnya. Ini indah luar biasa. Varian ikan dan table reef-nya sih! Besaaaaarrrrr!!! Ada satu ketika Miswan menghampiri dan kasih lihat dive comp-nya. Yak, sudah 31 meter, padahal saya dengan sertifikat saya ini boleh 20-21 meter. Tapi memang tidak terasa (bahkan sampai tabung sudah mau habis :)). Arusnya pun kencang. Sigh. Setelah  kembali ke pulau, interval dan makan, isi tabung, saya lanjuti menyelam di Sea Garden. Nah, kalau ini lebih ramah. Tidak ada arus, tenang, damai, ikannya juga kayaknya tersenyum, paling 15 meter aja. Jadi seperti berjalan-jalan di taman saja. Di sini tidak terlalu lama karena memang cuma isi tabung 2 kali  sama yang pertama. Setelah itu kami ke Underwater Volcano. Dari atas sudah tercium bau belerang. Begitu turun, hampir tidak ada ikan sama sekali, hanya ribuan gelembung yang muncul dari bawah. Hanya sekitar 8 meter saja, tapi indahnya luar biasa. Sejauh mata memandang, hanya ada gelembung, gelembung, dan gelembung. pasirnya pun panas! Ini ciamik dan berikan pengalaman yang beda. Sorenya di Rubiah Diving, saya ketemu sama bapak-bapak yang punya dive operator di Karimun Jawa. Jadi lumayan, kalau mau ke sana! :) Usai ngobrol-ngobrol dengan semua di sana (jadi akrab hehehe), saya ke hotel, sekitar pukul 5 sore. Langsung nyemplung lagi di depan hotel untuk snorkeling. Tapi memang cantik sih, jenis ikannya tuh tidak biasa dan berlimpah: lion fish, parrot fish, moray eel, dll. Semua ikan yang di Finding Nemo ada di sini.



 

 





15 November 2012
Kemarin malam saya minta Mbak Liza untuk hubungi kenalan supir yang bisa antar kami ke Freddy's Sumur Tiga. Karena akan dijemput jam 12 siang pas check out, masih ada beberapa jam untuk bersantai. Kami pun bayar Rp60.000 untuk 2 orang menuju Rubiah. Naik speed boad paling cuma 5 menit saja. Setelah sampai, kami harus jalan dulu sekitar 100 meter menuju pantai di balik sisi tempat kami berlabuh. Ada sebuah rumah dan mayoritas orang berenang  di sini, karena memang ada  trip yang keliling pulau; mayoritas adalah warga Aceh yang sedang berlibur (waktu saya datang, bertepatan dengan tahun baru Hijriah). Baru pasang fin dan berenang sebentar, saya langsung naik. Yak, karena hujan ringan semalam, ubur-ubur bermunculan!!! Suami dapat sengatan dan bibirnya dalam waktu singkat berukuran dua kali lipat dari seharusnya (langsung panik dan cari air hangat untuk dibasuh). Akhirnya dengan sedikit kecewa, kami kembali ke pelabuhan, telepon Iboih Inn untuk minta jemput. Saya sih sempat snorkeling2 di dekat pelabuhan sambil pintar-pintar menghindari ubur-ubur. Sigh. 

Setelah check out, orang yang menjemput sudah tiba. Kami bayar Rp120.000 untuk 2 orang menuju Freddy's. Nah,  karena Iboih itu dekat dengan titik 0 km, kami putuskan untuk intip ke atas sebentar (tambah bayar Rp60.000). Lucunya, di sini monyet dan babi hutan bebas berkeliatan. Meski katanya ramah, tapi parno juga ketika mereka sudah menatap tajam (saya pernah ada pengalaman buruk dengan monyet di Kaliurang). Foto-foto sebentar di tugu, lalu kami pun ke  Freddy's. Sampai sekitar pukul 2 siang dan astaga, tempat ini indah banget. Benar-benar getaway yang sempurna! Letaknya persis di pinggir pantai dan lagi-lagi, di pantai ini langsung bisa snorkeling. Mereka juga sediakan alat untuk disewa. Sorenya kami snorkeling dan masih sedikit dibayang-bayangi ubur-ubur. Sebelumnya, kami bilang pada staff di sana untuk ikut makan malam buffet seharga Rp65.000, mulai dari appetizer sampai dessert. Malamnya kami menikmati semua makanan buatan Bp Freddy sendiri (orang Italia). Sebelum mulai, dia jabarkan apa-apa saja hidangannya; kerang, lasagna, dll. ENAK DAN DIJAMIN KENYANG! Dan standar SOP di sini, ditanya dulu agamanya apa sebelum pesan minuman beralkohol :| 

    

      

 


16 November 2012
Seperti yang bisa dilihat, ini adalah hari Jumat, dimana di Aceh pantang untuk ke laut (mulai Kamis malam hingga Jumat pukul 2 siang). Ketimbang mati gaya, saya dan suami putuskan untuk sewa motor (minta bantuan staff di resepsionis) dan menelusuri pantai-pantai di sekitaran ini. Ada pantai  bagus, berhenti, foto-foto. Lalu kami pun jalan-jalan ke Kota Sabang. Kota kecil, hampir mirip Bogor yang banyak pohon rindang. Di sini bisa ditemukan mobil-mobil yang tidak ada di Jakarta. Kenapa? Karena kalau sudah masuk Banda Aceh, maka harga pajaknya meroket. Jadi mereka banyak yang beli mobil mewah di Singapura, tapi cuma bisa dipakai di Sabang saja. Sekitar pukul 2 siang, kami kembali dan habiskan sore dengan snorkeling dan snorkeling! Benar-benar tidak bisa puas untuk terus berenang di sini. Malamnya, kami ke Kota Sabang dan makan mie aceh. Karena kotanya kecil, jadi ya... segitu-gitu aja pilihannya. Tidak banyak. Bahkan kami sengaja untuk menyasarkan diri, tapi tetap aja kembali ke tempat yang sudah familiar. Oh ya, dari Freddy's ke kota juga tidak jauh, paling sekitar 10-15 menit naik motor, petunjuk arah juga tidak susah. Misi mencari mie aceh akhirnya berakhir sebuah warung kopi yang juga menjual mi aceh. Uniknya, posisi kursi di semua warung kopi dibuat sedemikian rupa untuk menghadap ke televisi (jadi tidak ada yang duduk berhadapan) dan si empunya warung kopi pasang film-film box office dari Indovision. Sampai di hotel, ada banyak anak muda yang nongkrong di resto. Ya, bisa dibilang beda sama Jakarta yang banyak tempat hiburan, di sini mereka tidak ada sama sekali. Jadi di resto pun ada yang bawa gitar terus menyanyi bareng-bareng gitu. Malam ini ketika ke staff resepsionis untuk minta dipesankan transpor ke pelabuhan, baru kami tahu kalau kapal Bahari sudah dibooking sama rombongan. SIAL! tapi tetap kami berusaha untuk minta dijemput pukul 7 pagi, untuk dapat kapal  jam 8 pagi.


 

 

 

 

17  November 2012
Pelabuhan ramai, sesak, sama orang-orang yang ingin menyebrang ke Banda Aceh tapi tidak bisa karena kapal di-booking. Untuk masuk pun sudah dijaga dengan ketat. Sial! Ada kapal berikutnya pukul 10 pagi, dan ini sudah tentu tidak keburu untuk mengejar kapal kami pukul 12 siang! Sempat minta tolong orang untuk "selipkan" kami di dalam, tapi metode ini banyak yang tiru,  jadi kapal cenderung oleng. Ngok! Daripada jatuh kan ya! Akhirnya kami  telepon Lion Air untuk pindah jadwal menjadi yang pukul 4 sore. Sinyal XL jelek banget di sini, mati-mati. Intinya ini hari yang menguji kesabaran karena harus semuanya berantakan berkat tiket kapal yang sudah di-booking itu. Sigh. Selebihnya sih, ya.. kami akhirnya naik kapal cepat Pulo Rodo, sekitar Rp75.000 per orang. Ada teman suami yang sedang di Aceh untuk pernikahan. Lokasinya dekat dengan pelabuhan Ule Lheue. Jadi kami mampir ke sana, semua berpakaian rapi, kami hanya celana panjang dan kaos belel. Ya begitulah, sebenarnya sangat menyenangkan, cuma dibikin kesal dengan ketinggalan kapal, ketinggalan pesawat, tanya agama, dll. Tapi ya, itulah Indonesia... Bhineka Tunggal Ika :) Overall, superfun meski peraturannya kadang bikin drop!

 

Kami Januari 2013 keliling Sulawesi Selatan. Tunggu "laporan" berikutnya ya!

No comments:

Post a Comment