Saturday, April 3, 2010

Humming and Whistling

Ditemani paket All You Can Eat di Poke Sushi, Dharmawangsa, dan seorang teman lama. Seperti biasa, kami bercerita mengenai apapun. Entah kenapa kami bisa berteman baik; mungkin karena persamaan dan perbedaannya sebanding. Banyak kisah hidup yang siap dibagi.

Salah satunya, kisah kakek dan nenek teman kuliahnya. Ia bercerita, pasangan ini begitu mesra dan punya satu lagu yang mereka gemar dendangkan bersama. "when I fall in love, it will be forever.." Betul, itu lagu mereka. Jadi teringat film Jeux d'enfants; pasangan tua dengan kemesraan yang tak biasa...dengan kisah yang luar biasa. Dan siapa sangka sebuah lagu bisa berdampak besar, juga menghangatkan hati saya.

Kisahnya begini. Ketika mereka sedang naik haji, tanpa disangka sang kakek terpisah dari rombongan. Sang nenek panik, karena belahan jiwanya entah ada di mana, berbaur dengan jutaan orang. Namun sang nenek mesti ikut rombongan dan kembali ke tenda. Sedangkan si kakek ini, panik! Ia terus mencari dari satu tenda ke tenda berikutnya, susah sekali mencari bendera Indonesia. Setelah sekian lama, ia melihat bendera merah-putih. "Itu, di sana!!" pikir kakek dalam hati. Tergopoh-gopoh ia lari menuju bendera tersebut, dan mendapatkan warna hitam di bawah warna merah dan putih. Bendera Yaman, bukan Indonesia. Sedih, karena makin lama berpisah dengan sang istri.

Kemudian, ia teringat satu hal yang hanya ia dan cinta sejatinya tahu. Lagu mereka. Sambil berjalan pelan, sang kakek bersiul irama lagu... Stabil, tanpa putus asa ia siulkan. Dan benar saja. Tak lama dari salah satu tenda, sang istri keluar... dan menyambut cinta sejatinya. Di sana mereka, berpelukan, dan bertemu kembali, berkat sebuah lagu, sebuah siulan, "When I fall in love... It will be forever..."

Lirik tak sekadar lirik, karena mereka bukti nyata di tengah kisah cinta absurd berlandaskan nafsu, kalau cinta sejati itu benar-benar ada. Saat jatuh cinta, itu untuk selamanya.

No comments:

Post a Comment