Sunday, February 3, 2013

Honeymoon Part 1: Jakarta - Bali - Lombok - Gili Trawangan

Betul, judulnya tidak salah kok. Saya akan menulis itinerary saya saat bulan madu, yang terjadi lebih dari satu tahun yang lalu, tepatnya dari tanggal 15 November-27 November 2011. Kenapa baru ditulis sekarang? Jawabannya sederhana saja: MALAS BERKEPANJANGAN. Hingga detik ini, foto menikah dan video pun masih teronggok dengan manisnya di laptop, belum tersentuh untuk dicetak maupun diedit. 

Perjalanan saya dan suami untuk bulan madu memakan waktu sekitar 12 hari dengan rute: Jakarta- Bali-Lombok-Gili Trawangan-Lombok-Bali-Yogyakarta-Jakarta. Karena cukup panjang dan mencoba untuk terperinci, saya akan bagi perjalanan ini menjadi tiga babak, ya.


JAKARTA-BALI (15 November 2011)
Kami berangkat dari Jakarta menuju Bali menggunakan AirAsia yang sudah saya pesan dari beberapa bulan sebelumnya. Bahkan saya pesan tiket-tiket perjalanan untuk bulan madu lebih dahulu ketimbang urusan katering dan sebagainya. Kami  berangkat pesawat sore dan menginap di deKuta Bali di kawasan Poppies 2 untuk satu malam. 

BALI-LOMBOK-GILI TRAWANGAN (16 November 2011)
Esok harinya, kami kembali ke bandara Ngurah Rai untuk penerbangan Bali-Lombok menggunakan Lion Air. Waktu itu kami dapat tiket seharga Rp250.300 per orang untuk pukul 11.40 siang. Menggunakan pesawat Wings versi baling-baling dengan penumpang sekitar 60 orang. Pesawat sempat terlambat karena ada orang bodoh yang membawa alkohol sebanyak 3 botol dan tidak ingin turun dari pesawat sampai si pilot pun turun tangan dan bilang, "Anda yang turun atau botol itu yang turun. Pilih salah satu atau saya tidak akan terbangkan pesawat ini." Ngok! 

Kami tiba di bandara International Lombok, dijemput oleh Denny, teman adik ipar saya yang punya penginapan di Gili Trawangan bernama Bale Sasak. Dalam perjalanan menuju pelabuhan Bangsal, kami menepi sebentar di Senggigi,  rumah kakaknya, untuk beristirahat sebentar.   Pastikan untuk sampai di pelabuhan Bangsal sebelum pukul 4 sore, waktu terakhir kapal berangkat menuju Gili Trawangan.




Sekitar setengah jam kemudian, sampailah kami di Gili Trawangan! Sebuah pulau kecil yang damai, banyak penginapan dan bar di jalan utama, namun tanpa polusi karena tak ada kendaraan bermotor di sana. Anda cukup sewa sepeda atau naik cidomo (delman) untuk bepergian. Lucunya, November sudah masuk musim hujan. Perjalanan dari bandara menuju Senggigi lanjut ke pelabuhan juga ditemani rintik air dari langit. Tapi sesampainya di Gili Trawangan, cuaca berubah  seolah-olah pulau ini bersikukuh untuk memanjakan siapapun yang menginjakkan kaki di sini dengan cuaca cerah.


   
    

Setelah sampai di penginapan, bebersih sebentar, kami pun langsung naik sepeda untuk
mengejar matahari terbenam. Jika posisi Anda menghadap ke laut, maka Anda belok ke arah kanan dan naik sepeda sekitar 20 menit. Saat itu kami menuju Paradise Sunset Bar, salah satu tempat syuting Arisan 2, tempat kerjanya Adinia Wirasti di film tersebut (penting banget!). Usai ucapkan sampat jumpa dengan sang surya, kami menuju alun-alun untuk makan malam. Di sini ada beberapa tenda yang berjualan hidangan laut. Bisa pilih sendiri berbagam macam jenis ikan dan udang. Kami berdua habis hampir Ro200 ribu, cukup mahal untuk hidangan laut yang sumbernya bisa didapat dalam jarak beberapa meter saja.
Tentu ada sebabnya kenapa Gili Trawangan lebih banyak dikunjungi ketimbang Gili Air dan Gili Meno. Bisa dibilang, pulau yang satu ini punya hiburan malam yang terbilang meriah! Setiap Senin, Rabu, Jumat, ada pesta yang diadakan secara bergiliran. Rabu adalah giliran Tir Na Nog Irish bar yang jadi tuan rumah. Tempat ini juga mempunyai penginapan/bungalow kelas menengah dengan harga paling murah sekitar Rp500.000 per malam. Pesta dengan tuan rumah ini terasa sekali begitu menyusuri jalan utama. beberapa bar sepi, dan ketika sampai di sini, maka musik dan pengunjungnya pun berlipat ganda! Minumannya pun berbagai macam dengan harga terbilang murah. Ya, tentu ini karena sumbernya juga pakai lokal, semacam Vodka Topi Miring. Sedangkan untuk yang campuran menggunakan minuman impor harganya masih wajar. Yang cukup ajaib adalah campurannya! Ada tamu asing yang minum shot yang kemudian dicampur dengan sachet Extra Joss. Entah gimana nasib perutnya setelah itu.

     

GILI TRAWANGAN (17 NOVEMBER 2011)
Hari ini kami putuskan untuk snorkeling di sekitar Gili. Dari alun-alun menghadap laut, kami belok kiri, melewati pelabuhan. Terus hingga tiba di satu tempat dengan papan bertuliskan "Snorkeling". Sebenarnya ada beberapa tempat dengan tulisan tersebut, jadi bisa dipilih saja spot-nya ingin di mana. Tempat kami cukup jauh, cenderung sedikit di pojok pulau. Tempat ini punya restoran di pinggir pantai dengan bantal warna biru. Saat itu air laut cenderung surut dan tenang. Di sini karangnya lumayan bagus, dan saya bertemu dengan dua ekor penyu yang cukup besar. Menarik, ya... hanya beberapa meter dari pinggir pantai sudah bertemu hewan lamban yang satu ini! Kami snorkeling hingga makan siang lalu kembali untuk tidur. 


 

Sorenya, kami lagi-lagi mengejar matahari terbenam, namun tempatnya di Sunset Point, melewati Paradise Bar kemarin. Menuju ke sini rutenya sedkit menanjak, dan melewati jalanan berpasir. Alhasil, sepeda pun mesti dituntun. Iempat ini memang sudah diatur sedemikian rupa sebagai tempat sempurna melihat matahari tenggelam; ada kursi dan sebagainya. 
         




GILI TRAWANGAN-GILI AIR (18 November 2011)
Hari ini kami membeli tiket seharga Rp120.000 per orang untuk island hopping; snorkeling di beberapa tempat untuk kemudian makan siang di Gili Air. Denny bantu kami untuk dapatkan tiket ini. Kami naik kapal persis di depan alun-alun pada pukul 10 pagi. Snorkeling secara keseluruhan sangatlah menyenangkan. Karangnya masih indah dan hewan laut menyapa ramah dengan jarak pandang yang lumayan jauh karena air yang jernih. Lagi-lagi saya betemu dengan penyu! Sekitar pukul 1 siang, kami menepi di Gili Air untuk makan siang. Tempatnya jauh lebih sepi ketimbang Gili Trawangan. Mereka yang menginap di sini sepertinya punya tujuan untuk benar-benar relaks dan jauh dari keramaian. Mayoritas sendiri dan hanya ditemani sebuah buku.

       
   

Sampai di Gili Trawangan lagi sekitar pukul 3-4 sore. Kami putuskan untuk habiskan waktu di pantai dekat pelabuhan yang cenderung lebih ramai ketimbang yang lainnya. Di sini kami berenang lagi. Di pinggir jalan, ada yang menjajakan sate ikan. Selain berenang, ada  banyak orang, termasuk dua bule ini, yang punya aktivitas lain untuk menghabiskan waktu. Sepertinya mereka mantan pemain sirkus.

            

Karena hari Jumat, lagi-lagi pesta diselenggarakan. Kali ini di Rudy's. Dan ini lebih meriah (atau berantakan) ketimbang hari Rabu. Jauh lebih ramai, karena lokasinya juga lebih besar. Banyak orang lokal yang datang dengan tangan-tangan iseng mereka. Pengen banget ditampar satu per satu! Saya pribadi lebih suka pesta hari Rabu ketimbang yang ini.


 





GILI TRAWANGAN-SENGGIGI (18 NOVEMBER 2011)
Hari ini kami ucapkan sampai jumpa pada Gili Trawangan untuk teruskan perjalanan menelusuri Pulau Lombok 

2 comments:

  1. kodomo atau cidomo, gal? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha iyahhh.. kodomo itu kan odol anak kecil yak?? bagus bukakn si komooooo :))

      Delete