When
8-10 May 2013
Where
Anak Gunung Krakatau, Lampung
How to Get There
Ikutan perjalanan yang ada di Backpacker Indonesia. Untuk 3 hari 2 malam, kami bayar Rp370.000/orang inc. tiket kapal Merak-Bakahuni, penginapan, makan 4x, transportasi selama di Krakatau. Dengan tujuan: Anak Gunung Krakatau, Pulau Sabesi (tempat menginap), Pulau Sabeku, Pulau Umang-umang, Laguna Cabe.
Description
"Lalu, mana Krakatau-nya?" Ya, Pertanyaan bodoh yang benar-benar saya lontarkan ketika sedang berada di Anak Gunung Krakatau. Tempat yang belum pernah saya dan suami datangi. Bisa snorkeling pula. Plus, sudah terlalu lama saya tak berjumpa dengan laut. Makin jarang liburan, makin penat, sensi dan gampang marah. Agenda jalan-jalan setiap 3 bulan sudah memasuki tenggat waktu... harus pergi, segera!
"Lalu, mana Krakatau-nya?" Ya, Pertanyaan bodoh yang benar-benar saya lontarkan ketika sedang berada di Anak Gunung Krakatau. Tempat yang belum pernah saya dan suami datangi. Bisa snorkeling pula. Plus, sudah terlalu lama saya tak berjumpa dengan laut. Makin jarang liburan, makin penat, sensi dan gampang marah. Agenda jalan-jalan setiap 3 bulan sudah memasuki tenggat waktu... harus pergi, segera!
Rabu, 8 Mei 2013
Meeting point di Pelabuhan Merak. Saya, suami dan Roni (temen kami yang ikutan jalan) menuju Merak menggunakan bus, menunggu di terminal bayangan Kebon Jeruk. Lokasinya gampang: persis di seberang 7-11 Kebon Jeruk, dekat RCTI. Sekitar pukul 20.00 berangkat, sampai Merak pukul 22.30. Total ada 27 orang yang ikutan. Begitu tahu, saya yakin pasti bakal banyak tunggu-tungguan. Benar, kan! Dimulai dengan satu kelompok yang telat datang hingga kami nyebrang sekitar jam 1 dini hari! Memang kapal menyebrang ini ada tiap satu jam. Jam 3 pagi (Kamis, 9 Mei 2013) kami tiba di Bakahuni, Lampung.
Kamis, 9 Mei 2013
Setelah tunggu-tungguan lagi, kami naik angkot yang telah di-charter menuju dermaga Canti untuk menyebrang ke Pulau Sabesi, tempat wisma berada. Dalam perjalanan menuju ke sana, kami berhenti di dekat dua buah pulau, yaitu Sabuku Kecil (renang, karena tidak ada karang) lalu Sabuku besar (untuk snorkeling).
Baru lima menit terjun buat snorkeling, hujan badai datang, jadi terpaksa mengkerut kembali ke kapal menuju tempat menginap di Pulau Sabesi.
Wisma? Sangat di bawah standar, khususnya tempat menginapnya. Lantai kamar mandi banyak yang pecah. Tapi ya, mau gimana? Karena intensitas Anak Gunung Krakatau yang tak menentu, maka terbilang sayang kalau si pemilik renovasi. Takutnya setelah renovasi, si gunung berulah. Pasca makan siang, kami lanjuti snorkeling di sekitar Pulau Sabesi, lanjut nongkrong sore di Pulau Umang-umang (kecil, tak berpenghuni, untuk foto-foto aja). Setelah lihat sunset (indah, memang), kami kembali ke Pulau Sabesi.
Jumat, 10 Mei 2013
Di itinerary, pukul 5 pagi sudah harus siap untuk menuju Anak Gunung Krakatau. Kenyataannya? Sekitar pukul 6 pagi (atau malah sudah jam 7 ya?) baru berangkat. Laut kencang bikin banyak orang pada mabuk laut, pengemudi kapal banting kanan-kiri, hajar ombak. Jujur, perjalanan ini termasuk yang ombaknya paling parah selama saya bercengkrama dengan laut, padahal tidak dalam kondisi hujan. Sekitar pukul 8.30 sampai di anak gunung yang sekelilingnya serba pasir bekas letusan. menuju puncak tidak jauh, sekitar 300 meter. Tapi yang bikin elus-elus dada adalah medan yang dari PASIR. Naik gunung dengan setiap langkah kaki tenggelam beneran menguras tenaga. Setelah perjuangan panjang (semua sudah di atas, saya termasuk 2 terakhir), terjawab sudah kalau memang pemandangannya keren banget. Turun dengan cepat, langsung snorkeling di Laguna Cabe. Di sini tempat diving juga, dan di antara semua tempat snorkeling dalam trip ini, Laguna Cabe termasuk yang terbaik! Setelah itu, kembali ke Sabesi, packing, lalu pulang sekitar pukul 4 sore.
Verdict
Lokasi keren, tapi agenda terlalu padat, cepat, dan rombongan terlalu banyak, jadi malas tunggu-tungguan. Tapi untuk harga segitu dengan paket all in, tidak bisa banyak mengeluh juga. Ya, ketimbang di Jakarta.
Baru lima menit terjun buat snorkeling, hujan badai datang, jadi terpaksa mengkerut kembali ke kapal menuju tempat menginap di Pulau Sabesi.
Wisma? Sangat di bawah standar, khususnya tempat menginapnya. Lantai kamar mandi banyak yang pecah. Tapi ya, mau gimana? Karena intensitas Anak Gunung Krakatau yang tak menentu, maka terbilang sayang kalau si pemilik renovasi. Takutnya setelah renovasi, si gunung berulah. Pasca makan siang, kami lanjuti snorkeling di sekitar Pulau Sabesi, lanjut nongkrong sore di Pulau Umang-umang (kecil, tak berpenghuni, untuk foto-foto aja). Setelah lihat sunset (indah, memang), kami kembali ke Pulau Sabesi.
Jumat, 10 Mei 2013
Di itinerary, pukul 5 pagi sudah harus siap untuk menuju Anak Gunung Krakatau. Kenyataannya? Sekitar pukul 6 pagi (atau malah sudah jam 7 ya?) baru berangkat. Laut kencang bikin banyak orang pada mabuk laut, pengemudi kapal banting kanan-kiri, hajar ombak. Jujur, perjalanan ini termasuk yang ombaknya paling parah selama saya bercengkrama dengan laut, padahal tidak dalam kondisi hujan. Sekitar pukul 8.30 sampai di anak gunung yang sekelilingnya serba pasir bekas letusan. menuju puncak tidak jauh, sekitar 300 meter. Tapi yang bikin elus-elus dada adalah medan yang dari PASIR. Naik gunung dengan setiap langkah kaki tenggelam beneran menguras tenaga. Setelah perjuangan panjang (semua sudah di atas, saya termasuk 2 terakhir), terjawab sudah kalau memang pemandangannya keren banget. Turun dengan cepat, langsung snorkeling di Laguna Cabe. Di sini tempat diving juga, dan di antara semua tempat snorkeling dalam trip ini, Laguna Cabe termasuk yang terbaik! Setelah itu, kembali ke Sabesi, packing, lalu pulang sekitar pukul 4 sore.
Verdict
Lokasi keren, tapi agenda terlalu padat, cepat, dan rombongan terlalu banyak, jadi malas tunggu-tungguan. Tapi untuk harga segitu dengan paket all in, tidak bisa banyak mengeluh juga. Ya, ketimbang di Jakarta.
Semua memang tergantung biayanya, trip saya 650rb 2d1n, dgn kapal besar (ada toilet & kabin tidur), camping di anak krakatau + bbq dianggap kemahalan krn dibanding dgn trip yg memang lbh sedikit fasilitasnya... :)
ReplyDeleteWah, boleh dicoba tuh kalo misalnya naik kapal besar. Berangkatnya dari mana? Mau dong kontaknyaa :D
Delete