Thursday, May 8, 2014

Kisah Kembali ke Sekolah!

Kapan terakhir kali menulis sesuatu soal hidup di blog ini? Sudah lama sekali, sepertinya. Kebanyakan isi blog ini soal liburan kecil-kecilan bareng suami. Tapi kali ini berbeda. Saya akan berusaha sebisa mungkin untuk menyelipkan agenda liburan di dalamnya, meski kini sendiri, tanpa suami. Hiks. 

Kembali sekolah. Iya! Tiga hari lagi saya akan terbang ke Belanda untuk ikuti short course Online Journalism di RNTC melalui beasiswa yang saya dapat dari StuNed (Studeren in Nederland), alias pemerintah Belanda. Sekolah selama enam minggu ini akan mempelajari soal cara memaksimalkan internet bagi jurnalis, baik dari segi pencarian berita hingga output dari berita itu sendiri nantinya begitu muncul di dunia maya. Senangnya bukan main! Keinginan untuk sekolah lagi memang sudah ada sejak tahun lalu. Bosan dengan rutinitas bikin saya iseng buka website Neso Indonesia. Di situ terpampang pembukaan untuk StuNed, setelah cek grand finder, situs sumber beasiswa Belanda. Beasiswa dari pemerintah Belanda untuk short course ada NFP, untuk mereka yang bekerja di pemerintahan alias pegawai sipil atau non-pemerintah yang aplikasinya dinominasikan dari tempat kerja. Lalu ada StuNed, yaitu untuk mid-career professionals yang bekerja di swasta. Saya jelas masuk ke bagian kedua. Dan beasiswa ini mencakup semua biaya yang dikeluarkan, mulai dari penerbangan, asuransi, biaya sekolah, serta akomodasi. Intinya, PENUH! 

Belanda memang berbeda dengan Inggris. Untuk Belanda, harus sudah punya acceptance letter dari universitas yang dituju, baru bisa mengajukan beasiswa. Sedangkan Inggris perbolehkan kita untuk daftar beasiswa meskipun belum ada bukti penerimaan dari universitas. Begitu saya cari program short course di study finder, tidak banyak pilihan yang masuk ke kategori jurnalistik dan communication. Waktu itu saya daftar dua: Online Journalism di RNTC (6 minggu) dan International Corporate Communication di CHE (3 bulan). Saya pun keterima di keduanya dan setelah tahu kalau RNTC ada di Hilversum, sekitar 30 menit dari Amsterdam, saya pilih ini untuk diajukan ke StuNed!  Lagipula tiga bulan sepertinya terlalu lama untuk short course

Tahap satu selesai! Mari menuju tahap dua, yaitu izin dari kantor. haha. Tentu diawali dengan ngomong ke editor in chief tercinta, lalu ke GM, yang kemudian juga harus minta izin ke publisher. Untung saja, dia menyambut dengan sangat baik. "I love seeing my employee to go study," katanya. Karena semua surat-surat (legalisir ijazah, IELTS, CV, dll) sudah lengkap, tinggal izin dari publisher ini yang rada lama; maklum... doski jarang banget ada di kantor. Padahal tenggat waktu beasiswa sudah dekat, plus saat itu saya mau berlibur dua minggu ke Malaysia -Vietnam -Thailand. Satu hari sebelum berangkat surat masih belum ditandatangani. Hingga saya pergi jalan-jalan. Dan begitu kembali ke Jakarta, saya hanya punya waktu dua hari untuk urus semua, atau hanguslah kesempatan ini! Saya hampiri GM dan dia pun sumringah, "Here, it's been signed," katanya. Ets, cuma ada satu kopi sedangkan saya butuh DUA! "Go downstairs quickly while he's still here." Langsunglah saya ke bawah dan hampiri sang publisher untuk minta satu lagi lembar yang ditandatangani. Setelah itu, lekas saya ke kantor pos yang ada di gedung kantor dan minta kirim kilat, hari ini sampai. Kirimnya sih ke kantornya Neso di Jamsostek, tapi karena kilat, bayarnya hampir sama dengan naik taksi pp ke sana. Deadline 1 Oktober, saya kirim... 1 Oktober juga.

Menunggu dan menunggu. Hati sudah pesimis dan tidak memikirkannya lagi karena:
1. Tertulis untuk profil kandidat penerima StuNed: Prioritas akan diberikan kepada calon penerima yang unggul secara akademis dan karier, meiliki rencana studi di area-area yang bersangkutan dengan kerjasama bilateral (ekonomi, hak asasi manusia (HAM), ketahanan pangan, pengelolaan air dan judisial. Percaya deh, pekerjaan saya jelas-jelas tidak ada hubungannya dengan HAM, ketahanan pangan, air, apalagi judisial. Haha.
2. Tanggal pemberitahuan sudah lewat dari yang tertera.
3. Mengisi motivation letter (hanya 100 kata per kolom) terbilang sulit karena mesti benar-benar padat, singkat, dan jelas.

Ternyata nasib berkata lain. Alhamdulillah tepat 9 Desember 2013, ada email dari Neso Indonesia:

"Thank you for your application for a StuNed Scholarship 2013. Herewith we would like to inform you that you have been selected to receive the scholarship. 

In advance, we would need to know whether you are still available (for the duration of the study period) and willing to accept the scholarship..."


Hanya butuh 5 menit bagi saya untuk kemudian membalasnya! Jadi ya... senangnya bukan kepalang. Setelah menunggu lima bulan dari penerimaan, akhirnya waktu yang ditunggu telah tiba. Intinya, tidak ada salahnya mencoba, meskipun figur kandidat yang dicari berbeda dengan bidang yang kita geluti. Setidaknya sudah usaha untuk buka pintu, walau sedikit. Masalah keterima atau tidak, itu urusan nanti! Semoga akan ada banyak cerita, ilmu, dan jalan-jalan untuk misi sekolah plus jalan-jalan kali ini :D

3 comments:

  1. Huwow! Slamet Mba Gals, jadi cuti panjang dong?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa... cuti 7 minggu. Enam minggu buat sekolah, seminggunya buat jalan-jalan :D

      Delete
  2. Halo, aku mau tanya-tanya ttg stuned, blh email?

    ReplyDelete